10super.com

Yeti CrabBernard Wee, CC BY-NC-ND 2.0

10 Keingintahuan tentang Kepiting Yeti

Kepiting Yeti yang juga dikenal sebagai Kiwa hirsuta, adalah makhluk laut dalam yang menarik dan tidak biasa yang pertama kali ditemukan pada tahun 2005. Spesies kepiting ini telah menjadi subjek yang sangat menarik dan dipelajari oleh para ahli biologi kelautan karena penampilan, habitat, dan perilakunya yang unik. Sebagai salah satu hewan pertama yang ditemukan bergantung pada kemosintesis untuk makanannya, kepiting Yeti telah memberikan wawasan penting tentang ekologi lingkungan laut dalam.

Mari jelajahi 10 keingintahuan tentang kepiting Yeti, termasuk pola makan, perilaku sosial, strategi reproduksi, dan aplikasi potensial untuk kesehatan manusia. Bergabunglah bersama kami dalam perjalanan untuk menemukan keajaiban makhluk menakjubkan yang hidup di kedalaman lautan ini.

  1. Penampilan yang unik

    Kepiting Yeti, juga dikenal sebagai Kiwa hirsuta adalah spesies kepiting laut dalam yang pertama kali ditemukan pada tahun 2005. Kepiting ini memiliki penampilan yang unik, dengan tubuh dan kakinya ditutupi oleh untaian panjang seperti rambut pirang yang disebut setae, yang membuatnya tampak berbulu atau "seperti yeti". Setae ditutupi oleh bakteri berserabut yang dibudidayakan kepiting dan digunakan untuk mendetoksifikasi mineral beracun yang ditemukan di ventilasi hidrotermal tempat tinggalnya.

  2. Habitat Eksklusif

    Kepiting Yeti hanya ditemukan di beberapa tempat di dunia, khususnya di sekitar ventilasi hidrotermal di East Pacific Rise di Samudra Pasifik. Ventilasi ini mengeluarkan air panas yang kaya mineral, yang menciptakan lingkungan unik yang menjadi rumah bagi banyak makhluk yang tidak biasa, termasuk kepiting Yeti.

  3. Pola Makan yang Tidak Biasa

    Kepiting Yeti memiliki pola makan yang unik, yaitu memakan bakteri yang tumbuh di setae-nya. Kepiting membuka capitnya untuk menangkap bakteri, dan kemudian menggunakan bagian mulutnya yang seperti sisir untuk mengikis bakteri ke dalam mulutnya. Bakteri tersebut kemudian dicerna di dalam perut kepiting, memberikan kepiting nutrisi yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem.

  4. Masyarakat Matriarkal

    Kepiting Yeti dikenal karena perilaku sosialnya yang tidak biasa, yang didominasi oleh betina. Para peneliti menemukan bahwa kepiting Yeti betina berukuran jauh lebih besar daripada kepiting jantan, dan mereka membentuk kelompok di sekitar ventilasi hidrotermal. Kelompok-kelompok ini dipimpin oleh seekor betina dominan, yang bertanggung jawab untuk melindungi wilayah kelompoknya dan memastikan kelangsungan hidup kelompoknya.

  5. Penemuan Penting

    Penemuan kepiting Yeti merupakan momen penting dalam biologi kelautan, karena kepiting ini merupakan salah satu hewan pertama yang ditemukan bergantung pada kemosintesis dan bukan fotosintesis untuk makanannya. Kemosintesis adalah proses di mana organisme menggunakan bahan kimia dan bukan sinar matahari untuk menciptakan energi dan ini adalah proses yang penting di lingkungan laut dalam di mana tidak ada sinar matahari. Kemampuan kepiting Yeti untuk membudidayakan bakteri pada setae-nya dan menggunakannya sebagai makanan telah memberikan wawasan penting tentang ekologi lingkungan laut dalam.

Yeti CrabAndrew Thurber, Universitas Negeri Oregon, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons

  1. Pertumbuhan Lambat dan Umur Panjang

    Kepiting Yeti adalah hewan yang tumbuh lambat dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencapai kedewasaan. Namun, begitu mereka mencapai usia dewasa, mereka memiliki umur yang panjang, dengan beberapa individu dapat hidup lebih dari 20 tahun. Pertumbuhan yang lambat dan umur yang panjang ini mungkin merupakan adaptasi terhadap kondisi yang keras di lingkungan laut dalam, di mana makanan dan sumber daya langka.

  2. Strategi Reproduksi yang Tidak Biasa

    Para peneliti menemukan bahwa kepiting Yeti memiliki strategi reproduksi yang tidak biasa. Kepiting betina bertelur di setae mereka, di mana telur-telur tersebut dibawa sampai menetas menjadi larva. Larva kemudian dilepaskan ke dalam air, di mana mereka hanyut terbawa arus hingga menetap di dasar laut dan memulai kehidupan mereka sebagai kepiting remaja. Strategi reproduksi ini mungkin merupakan adaptasi terhadap lingkungan laut dalam, di mana menemukan pasangan dan merawat anak bisa jadi sulit.

  3. Dampak Penambangan Laut Dalam

    Habitat kepiting Yeti dan makhluk laut dalam lainnya terancam oleh penambangan laut dalam, sebuah proses yang melibatkan ekstraksi mineral dari dasar laut. Proses penambangan dapat mengganggu ekosistem yang ada di sekitar ventilasi hidrotermal, yang berpotensi menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada lingkungan yang unik ini. Upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi habitat ini dan hewan-hewan yang bergantung padanya, termasuk kepiting Yeti.

  4. Adaptasi Unik terhadap Lingkungan Ekstrem

    Kepiting Yeti memiliki banyak adaptasi unik yang memungkinkannya bertahan hidup di lingkungan laut dalam yang ekstrem. Misalnya, setae-nya ditutupi oleh bakteri berserabut yang membantu kepiting mendetoksifikasi mineral beracun yang ditemukan di ventilasi hidrotermal. Bagian mulutnya yang seperti sisir juga beradaptasi untuk mengikis bakteri dari setae dan ukurannya yang besar serta cakarnya yang kuat memungkinkannya untuk mempertahankan diri dan bersaing untuk mendapatkan sumber daya di lingkungan yang keras.

  5. Potensi untuk Aplikasi Medis

    Bakteri yang tumbuh di setae kepiting Yeti mungkin memiliki potensi aplikasi medis. Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa bakteri ini menghasilkan senyawa yang memiliki sifat antibiotik, yang dapat berguna dalam pengembangan antibiotik baru untuk mengobati infeksi yang kebal obat. Oleh karena itu, studi tentang makhluk laut dalam seperti kepiting Yeti mungkin memiliki implikasi penting bagi kesehatan dan pengobatan manusia.

Kepiting Yeti adalah makhluk luar biasa dan menarik yang telah menangkap imajinasi para ilmuwan dan masyarakat. Adaptasi uniknya terhadap lingkungan laut dalam yang ekstrem, strategi reproduksinya yang tidak biasa, dan potensi aplikasi medisnya hanyalah beberapa dari sekian banyak keingintahuan yang membuat kepiting Yeti menjadi subjek penelitian yang menarik.

Ketika kita terus mengeksplorasi misteri laut dalam, kepiting Yeti menjadi pengingat akan keanekaragaman kehidupan luar biasa yang ada di lautan kita, dan pentingnya melindungi ekosistem yang rapuh ini untuk generasi yang akan datang.

Jika Anda ingin membaca lebih lanjut tentang makhluk yang menakjubkan ini, kami sarankan untuk membaca bacaan berikut: A new yeti crab phylogeny: Vent origins with indications of regional extinction in the East Pacific

Yeti LobstersFoto-foto lobster jongkok kiwaid ("kepiting yeti") yang dikenal. Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International
A) Kiwa puravida yang dimodifikasi dari Thurber dkk. [19] (CC BY 4.0); B) Kiwa sp. Galapagos Microplate; C) Kiwa araonae [28]; D) Kiwa hirsuta yang dimodifikasi dari koleksi krustasea Muséum National D'Histoire Naturelle (MNHN) - kredit Noémy Mollaret (CC BY 4.0); E) Kiwa tyleri yang dimodifikasi dari Thatje dkk. [23] (CC BY 4.0); (F) Kiwa sp. SWIR milik David Shale. Batang skala adalah perkiraan dan mewakili 10 mm.